Seraphim: Terhempas di Tempat Paling Nista (Bagian 1)

Ilustrasi sayap Seraphim Lusi

Pengarang: Yongky Gigih Prasisko

Iblis terkurung bukan karena belenggu namun sebab kondisi yang menggelandang, mengembara, tidak tenang dan tak punya tempat tinggal yang pasti.

Kalaupun berdiam, ia seperti kerajaan dalam kubangan limbah, tak ada ruang yang bisa melingkupinya sebagai akibat melampaui sifat malaikat.

Tanpa tempat dan ruang yang tetap jadi bagian hukuman yang dijalani di mana ia hanya sejenak bisa mengistirahatkan kakinya.

……………………………………………

Lahir kembali. Untuk bisa lahir kembali kamu harus mati. Bagaimana bisa kembali terbang bila kamu tak pernah jatuh. Ia yang tersenyum lebar adalah ia yang berkali-kali mengalami kesedihan. Hura-Hura! Mendaratlah di bumi untuk terbang tinggi lagi.

Lusi tergeletak setelah terhempas akibat sayapnya yang putus. Akhirnya, ia merasakan tempat yang dianggap paling nista, yaitu bumi. Jatuh dari lapisan langit pertama, Jack berhasil memotong sayap Seraphim paling digdaya di langit.

“Sudah kukatakan kau harus jatuh, kau harus mati, rharharha,” kelakar Jack.

Tak disangka kekalahan telak ini akan mengguncang tatanan hukum langit dan bumi. Jack jadi buronan nomor 1 pasukan Seraphim.

“Enyahkan semua kaum penyihir. Kami tak mungkin kembali ke langit sebelum mengirim kalian semua ke neraka,” sumpah terucap dari Seraphim Inggrid.

Lusi mengerang kesakitan di pangkuan Inggrid. Musuh bebuyutannya kali ini berhasil mengalahkannya. Sepanjang malam, tangisan Lusi terdengar oleh semua makhluk di bumi. Tak menyangka, makhluk yang dianggap suci ini menapakkan kakinya ke bumi. Tak ada dosa dan salah yang diperbuat, namun Seraphim terkuat di langit ini harus menerima hukuman hidup di bumi. Jack akan menerima balas dendam.

Lusi, seorang petarung sejati, bersayap putih, terbang dan suka bernyanyi di antara makhluk-makhluk bumi. Bila sayapnya terkembang, bumi seketika gelap gulita. Sayapnya mampu menutupi segala lapisan bumi. Bila satu sayapnya lagi terkembang, alam semesta sudah kehilangan cahaya barang secercah.

Arogan, kuat, meledek hal-hal nista, semua alam semesta ingin direngkuh, semua kejahatan ingin dibasmi. Namun Lusi tak bisa menghindar dari sifatnya yang gegabah, dingin, tak berperasaan, bahkan kadang dikenal sadis. Memimpin pasukan Seraphim, tak ada celah sedikitpun bagi Lusi untuk kesalahan, kekeliruan, keteledoran. Kesempurnaan ingin dia capai, yang membuatnya lupa bahwa kesempurnaan bukan miliknya. Lusi tak memaafkan kesalahan barang setitik. Rasanya ia sanggup menuntaskan segala perintah dengan sempurna tanpa cacat sekali pun, tanpa noda setitik pun.

“Sekarang kau tak seperti dulu,” Inggird berucap.

Lusi tak bisa menerima kondisinya sekarang, jatuh di tempat yang dianggapnya paling nista dengan bagian tubuh, sayap, yang cacat.

Inggrid, tangan kanan Lusi, brutal, sombong, tak kalah gegabah dari Lusi. Matanya tajam, sanggup melihat apa pun dalam kegelapan. Bulu sayapnya seperti peluru tajam, panas, mampu menembus tubuh lawan secepat kilat dari jarak ribuan tahun cahaya. Tak butuh waktu lama bagi Inggrid untuk melumpuhkan lawan di segala medan. Sebagai tangan kanan Lusi, Inggrid dianggap sebagai Seraphim terkuat setelah Lusi.

Namun bukan tanpa cacat, ketajamannya menembak sasaran tak diimbangi dengan kesabarannya. Sebagai pemimpin kedua pasukan Seraphim, Inggrid hanya mengenal dua kata: musnahkan dan menang saat melawan musuh. Tak ada negosiasi bagi Inggrid bila perintah sudah diberikan. Kepalanya sering panas, tangannya sering gatal bila sasaran tak segera ditemukan. 

Kali ini bukan lagi panas, kepala Inggrid seolah mau pecah, kalap, terbutakan oleh dendam. Pemimpin yang sejak lahir ia mengabdi padanya tergeletak lemas di pangkuannya akibat ulah penyihir, Jack.

Inggrid punya sensitivitas tinggi, radar cukup baik dalam mengenali lawan yang akan dihadapi. Radar Inggrid juga mampu mengenali lingkungan yang ia tempati sehingga dengan cepat ia kuasai dan taklukkan.

Radar Inggrid mengenali ada jejak Jack yang tersisa setelah pertarungan besar Seraphim vs Penyihir. Jejak itulah yang akan mengantarkannya pada Jack, anak buahnya dan semua kaum penyihir.

Tampaknya Inggrid juga tak hanya menaruh dendam pada Jack dan kaum penyihir, namun kebenciannya juga memuncak pada sosok bernama Lula. Lula, seorang alkemis yang memegang hukum alam, turut membantu Jack mengalahkan Lusi dan memotong sayapnya. Inggrid bodoh amat apakah Lula dimanfaatkan atau dijebak oleh Jack, atau memang niatnya sendiri ingin menyerang Seraphim. Mengingat selama ini, tak ada konflik antara Seraphim dengan kaum Alkemis. Namun peristiwa kekalahan Lusi ini akan memunculkan musuh baru bagi pasukan Seraphim yakni kaum Alkemis.

Malam itu juga, Inggrid menelusuri jejak Jack sambil membawa Lusi dalam dekapan sayapnya. Bulu sayap burung kondor Jack tertinggal usai pertarungan. Burung kondor dalam sekejap hilang dari permukaan bumi, ditelan gelapnya malam. Jack kabur, melarikan diri, bersama dengan burung-burung kondor sambil membawa sepenggal sayap Lusi yang terpotong. Tak ada yang tahu apa rencana Jack dengan sayap itu. Apa yang ingin dilakukan Jack dengan sayap itu. Untuk sementara, sang pengendali kondor, Jack, memang berhasil kabur namun ia gagal menghilangkan jejak.

“Kau harus mati, kau harus mati, Jack,” Lusi terus bergumam.

“Atas nama hukum langit, aku sendiri yang akan mengirimmu ke palung neraka, Ifrid, Beelzebub, Asmodeus, kau akan segera menyusul mereka.”

Sambil bergumam, Lusi tak mampu lagi mengendalikan kekuatannya. Perlahan-lahan kekuatannya mulai keluar dengan membabi buta.

Daar… Duumm…. boommm!!!

Dari atas langit seperti hujan meteor. Letusan dari kekuatan Lusi menyambar setiap sisi bumi. Letusan itu bercampur dengan kebenciannya yang tak mau menapakkan kaki apalagi hidup di tempat paling nista. Bumi dipenuhi dengan hawa nafsu, serakah, dengki, iri hati. Perasaan itulah yang membuatnya tak ragu dan peduli dengan serangan yang membabi buta. Bila setan ditakdirkan untuk berbuat jahat dan malaikat berbuat baik, maka begitulah mereka menampakkan dirinya. Tapi bila itu manusia, makhluk yang katanya paling sempurna itu, manusia bisa berbuat jahat seperti iblis sembari tak malu menampilkan diri sebagai pahlawan laiknya malaikat. Dengan sifatnya ini, manusia bisa naik derajat lebih tinggi dari malaikat, namun juga bisa turun serendah-rendahnya derajat makhluk, lebih rendah dari iblis mana pun. Maka di bumilah tempat makhluk bernama manusia ini berdiam. Lusi tak bisa membayangkan akan banyak bertemu dengan makhluk manusia bila nantinya tinggal di bumi.

Sembari memegang erat Lusi, terbesit dalam diri Inggrid bahwa Seraphim terkuat di langit ini harus dihentikan. Namun tak tega ia meninggalkan Lusi yang menjadi tempatnya mengabdi sejak ia dilahirkan. Inggrid juga tak akan berpihak pada manusia lantara bukan kaumnya. Apalagi para makhluk langit terikat oleh hukum: barangsiapa yang berkomunikasi dengan manusia, tak boleh ada kontak langsung. Mereka harus berhubungan dalam bentuk pengaruh. Baik setan, iblis maupun dilarang bersentuhan langsung dengan manusia. Namun sejumlah pelanggaran berkali-kali terjadi. Para makhluk setan maupun iblis membuat perjanian tersendiri dengan manusia. Mereka bisa merasuki tubuh manusia dan menunjukkan perbuatan merusak yang lebih besar dengan kontak langsung.

Ada 2 kelompok manusia yang membuat perjanjian tersendiri di luar hukum langit. Yang pertama adalah kelompok manusia penyihir. Para penyihir bersekutu dengan para setan dan iblis untuk melahirkan kekuatan pengendali. Setiap penyihir memiliki kekuatan pengendali masing-masing. Ada pengendali cuaca, pengendali gempa, pengendali hewan, pengendali ombak dan seterusnya. Tingkat pengendaliannya pun berbeda-beda, mulai tingkat rendah sampai tingkat dewa, Sampai saat ini, manusia penyihir yang dianggap paling kuat dengan tingkat pengendalian tertinggi adalah Jack. 

Jack adalah penyihir pengendali burung kondor. Dia bisa memanggil ribuan bahkan jutaan burung kondor untuk menjadi pasukannya. Dia bahkan bisa menciptakan burung kondor raksasa setinggi langit dan mampu menghilang dalam sekejap menjaidi burung kondor sekecil semut. Orang banyak yang meyakini bahwa Jack sudah menguasai pengendalian tingkat paling tinggi yakni level dewa. Namun masih misterius, siapa yang sebenarnya bersekutu dengan Jack sehingga ia memiliki kekuatan pengendali sebesar ini. Karena kekuatannya ini juga Jack bahkan berhasil mengalahkan Seraphim Lusi dan memotong sayapnya.

Lalu kelompok yang kedua adalah Alkemis. Kelompok yang satu ini dikenal dengan persekutuannya dengan makhluk langit, yakni para Seraphim. Seorang Alkemis ingin menggabungkan 2 kekuatan yang bersumber dari hukum langit dan hukum alam. Mereka yang disebut Alkemis bekerja untuk kemanusiaan. Persekutuannya dengan Seraphim melahirkan penemuan berharga yang mampu membantu kehidupan manusia. Saking berharganya, Alkemis sering disebut melahirkan berbagai keajaiban seperti penyembuhan, penangkal penyakit, bahkan mitosnya Alkemis mampu mengobati penyakit yang paling tak bisa disembuhkan dalam sejarah manusia, yakni kematian. Kabarnya, ada Alkemis yang bisa mengatasi keterbatasan fisiknya sebagai manusia menjadi manusia abadi. Sosok Alkemis yang dipercaya memiliki kekuatan dengan level tertinggi ini tak lain adalah Lula.

Namun masih menjadi misteri, mengapa 2 kelompok, penyihir dan alkemis yang berseberangan ini bekerja sama untuk menyerang Seraphim.

Kini tampaknya hukum-hukum itu tak lagi berlaku. Lusi sudah tidak peduli dengan hukum dan perjanjian. Sang Seraphim itu membuat kontak langsung dengan menyerang bumi secara membabi buta, menimbulkan ledakan di sana-sini, dan yang paling parah Seraphim Lusi mulai membunuh manusia. Seperti kehilangan arah hendak menarget Jack, Lusi tampak ingin membumihanguskan seluruh umat manusia. Inggrid harus menghentikannya.

Sampai tibalah mereka menemukan jejak Jack di suatu desa di bawah air terjun. Bulu burung kondor membawa mereka ke desa itu dengan radar Inggrid. Desa itu tampak sepi lantaran warganya ketakutan dengan bencana yang terjadi, letusan, ledakan, gempa sampai berbagai kerusakan di bumi. Warga desa berpikir bahwa telah terjadi bencana yang dahsyat di muka bumi akibat masyarakat yang mulai meninggalkan keyakinannya dan bersekutu dengan setan. Tempat itu kemudian diketahui sebagai desa kelahiran Jack. 

Tak sempat berhenti sejenak, Lusi sudah melepaskan diri dari dekapan Inggid dan jatuh meluncur ke desa itu. Dengan kekuatan satu sayapnya, Lusi masih bisa melayang di udara namun tak bisa mengendalikan arah terbang. Seperti dia juga tak bisa lagi mengendalikan amarahnya dan kekuatan dahsyatnya. Tak sempai Inggrid ingin menangkap sang Seraphim itu, Lusi sudah mengepakkan sayapnya ke desa itu, membuatnya rumah, batu, pohon terombang-ambing. Amarahnya yang memuncak turut membuatnya berubah menjadi kobaran api. Sebagai Seraphim terkuat, Lusi mampu mengambil sumber kekuatan dari api neraka. Dalam sekejap desa itu terbakar dilalap api. Suara manusia-manusia minta tolong tak ada yang mendengar. Warga-warga desa tak lagi bisa bersembunyi dari semburan api neraka.

Di tengah kobaran api, ada seorang anak kecil warga desa yang berteriak minta tolong dan menangis. Dia berlari terus tanpa arah hingga akhirnya terjatuh. Di situlah dia melihat ke atas ada sosok makhluk bersayap mengobarkan api. Anak kecil itu bisa melihat sosok Seraphim yang selama ini dipujanya. Namun di belakangnya, ada sosok makhluk raksasa hitam yang selama ini juga ditakutinya. Di belakang Seraphim Lusi, ada Lilith…

Bersambung ke bagian 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *