Seraphim: Eksekusi Jack dan Lahirnya Hukum Anugerah (Bagian 3)

Ilustrasi eksekusi Jack dalam kisah Seraphim (Pixabay/kalhh)

Baca bagian 1

Baca bagian 2

Pengarang: Yongky Gigih Prasisko

Pembantaian Dolmar menyisakan abu dan arang, semua hangus tak bersisa tanpa ada napas kehidupan. Api yang menghujam desa telah memusnahkan orang-orang tak berdoasa, hukum telah dilanggar, tak ada yang pasti, tanpa pegangan dan tak tentu pada siapa orang akan meminta pertolongan. Makhluk Seraphim yang dulunya mereka puja justru menimbulkan kerusakan bahkan pembantaian pada para pemujanya.

Jack juga menjadi orang yang disalahkan atas musibah ini, ia bahkan tak bisa melindungi desanya sendiri dari pemusnahan massal oleh Seraphim Lusi. Amarah Lusi tak terkendali membakar segala yang ada di depannya. Lusi juga tak peduli apakah di desa itu ada Jack atau tidak. Ia hanya berpikir tentang balas dendam kepada Jack yang telah memenggal sayapnya. Ternyata Lusi mengetahui bahwa Jack tak ada di sana, namun ia tak merasa bersalah. Warga desa Dolmar akhirnya turut menanggung akibat dari dosa Jack.

Sementara Aster berhasil melarikan diri dengan bantuan Seraphim Tedua, anak buah Lusi yang kini berada di pihaknya Namun sayang nyawa Ornika tak tertolong. Mastodon kesayangan Aster itu tak bisa bertahan lama dengan luka bakar di sekujur tubuhnya. Ornika-Orniki memang terbiasa bergelut dengan api, dan mampu mengatasi segala macam kobaran api, tapi ternyata tidak untuk api neraka.

Perasaan yang kuat yang tumbuh dalam diri Aster kini membuatnya sangat tersiksa dengan kematian Ornika. Ditambah lagi Orniki mulai menyalahkan Aster yang memutuskan untuk pergi ke Dolmar hanya demi menyelamatkan anak kecil. Gara-gara Aster nekat pergi ke Dolmar dan melawan Lusi, akhirnya Ornika tewas. Tuduhan Orniki semakin membuat perasaannya tersiksa karena hujaman kesalahan yang ditimpakan padanya. Aster punya 2 pilihan, apakah ia akan kehilangan Ornika-Orniki dan membunuh perasaannya, ataukah ia akan bersama Orniki untuk membalas kematian Ornika.

Di sisi lain, separuh tubuh Aster sudah terbakar dan api neraka masih hidup di bagian kanan badannya. Perasaan yang menyiksa ternyata turut bertambah dengan fisik yang harus menahan rasa sakit karena api neraka yang menyala. Perlahan-lahan api neraka itu akan menggerogoti tubuhnya dan nyawanya tak akan selamat. Tubuhnya akan panas terbakar dan hangus tanpa jejak.

“Kendalikan api itu,” kata Tedua.

Sementara Orniki sudah mulai berjalan meninggalkan Aster yang tersiksa. Ia berjalan dengan air mata yang menetes. Ia tak mau melihat ke belakang, melihat Aster yang membuat Ornika tewas. Dia terpaksa harus meninggalkan Aster karena kekecewaan yang mendalam. Namun Orniki tahu bahwa Aster tak meninggalkan saudaranya. Ia tetap berada di sisi Ornika tanpa sejengkal pun bergerak meski dihujam api neraka. Dulu Aster belajar kekuatan pengendalian dari Ornika-Orniki sampai tingkat tertinggi. Meski begitu, tampaknya kali ini Aster kewalahan mengendalikan api neraka. 

“Sssst matikan semua indera. Aku akan memandumu,” akhirnya Orniki kembali dan membantu Aster mengendalikan api neraka.

Sementara di luar sana, pasukan Seraphim terus memburu Jack. Namun sayang kali ini Lusi kehilangan sebagian besar anak buahnya. Banyak Seraphim sudah tak mau menuruti perintah Lusi karena ia sudah melanggar hukum langit. Ditambah lagi, tampaknya Lusi sudah tidak peduli lagi dengan hukum dengan nekat membumihanguskan desa Dolmar, membantai orang-orang tak berdosa hanya demi ambisinya pada Jack. Namun Lusi masih lega karena sepertiga Seraphim masih setia menjadi pengikutnya, terutama Inggrid. Lusi juga tampaknya tetap menjadi Seraphim terkuat meski kehilangan satu sayapnya, karena masih punya banyak pengikut yang menjadi pasukannya.

Karena tak lagi memegang hukum apa pun, maka Lusi bisa membuat perjanjian dengan makhluk siapa saja untuk mencapai tujuannya. Demi membalaskan dendamnya, akhirnya Lusi membuat perjanjian dengan Qunnun. Qunnun adalah seorang raksasa berkepala dua dengan tinggi 1.300 meter dan berusia 3.000 tahun lebih. Qunnun punya sifat suka merusak. Dengan tingginya yang mencapai awan, ia bisa dengan mudah menghancurkan sebuah pemukiman. Bila ia sedang duduk di atas gunung dan ingin makan, Qunnun akan menjulurkan tangannya ke Samudra, mengambil ikan lalu memanggangnya di dekat matahari. Banyak orang yang ketakutan bila Qunnun mendekat. Biasanya bila Qunnun mulai mendekat, langit akan mulai gelap, karena cahaya matahari tertutup oleh badannya, bumi mulai gempa dan suara bising akan menggema. Jika sudah begitu, maka orang hanya bisa pasrah apakah ia akan dimusnahkan oleh Qunnun atau ia hanya lewat. Bila Qunnun ingin menghancurkan pemukiman, ia hanya perlu memindahkan segempal air laut dan terjadilah tsunami di wilayah itu.

Tak ada yag menyangka Lusi akan membuat perjanjian dengan Qunnun, sang raksasa perusak. Lusi membutuhkan kekuatannya untuk mengalahkan Jack. Lusi yakin hanya dengan sekejap mata Qunnun akan bisa menaklukkan Jack. Sampai saat ini, belum ada satu makhluk pun yang bisa melukai Qunnun.

Akhirnya tak lama berselang, bumi mulai gelap gulita. Lusi mulai menutup permukaan bumi degan sayapnya yang tersisa. Inggrid mulai menyalakan kemampuan radarnya dan Qunnun siap menghantam. Jack sudah tak bisa lagi bersembunyi. Segala permukaan bumi tak akan bisa lepas dari radar Inggrid. Tak ada secercah cahaya pun yang bisa menerangi jalan untuk melarikan diri bagi Jack dan komplotannya. Berhari-hari bumi gelap gulita, orang-orang menganggap ini adalah kiamat. Tumbuh-tumbuhan sudah mulai mati, kekeringan melanda, sungai kering dan orang hidup dalam kegelapan. Mereka hanya bisa berdoa supaya mendapatkan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Bila masih diberi kehidupan, semoga bencana ini segera berakhir. 

Namun bencana gelap ternyata tak kunjung berakhir, sampai dengan berbulan-bulan. Orang-orang satu per satu mulai meninggal, kelaparan, tak ada makanan, dan bumi penuh dengan bangkai manusia dan binatang. Bencana ini akan terus berlanjut bila Jack tak segera ditemukan. Di bulan ke 6, akhirnya Jack berhasil ditemukan, entah apakah dia ditangkap atau menyerahkan diri. Ialah Qunnun yang berhasil membuatnya babak belur tak berdaya, dan menyerahkannya pada Lusi. Lusi sudah berjanji bahwa dia sendirilah yang akan mencabut nyawa Jack dan mendapatkan sayapnya kembali.

Namun kenyataannya tak semudah itu, Jack meski babak belur dihajar Qunnun tetap bungkam tak mau mengatakan di mana ia sembunyikan sayap Lusi. Meski disiksa dengan berbagai macam cara, Jack bisa mematikan indera dan rasa sebagai penyihir nomor wahid sehingga penyiksaan mustahil berhasil membuatnya buka suara. 

Akhirnya Jack akan dibawa ke tiang pancung. Eksekusi Jack akan disaksikan oleh jutaan makhluk di bumi. Ia akan menjadi simbol kejahatan, bencana, musibah dan kerusakan yang ada di bumi. Lusi ingin menunjukkan pada semua makhluk bahwa Jack adalah biang kerok dari segala bencana yang terjadi di bumi ini. Selain itu, Lusi akan mempertontonkan bagaimana sebuah kejahatan pada akhirnya akan kalah dengan kebaikan dan kebenaran. Lusi juga ingin mendemonstrasikan pada mereka bahwa dirinyalah masih yang paling kuat. Meski sayapnya telah putus, ia tak ingin terlihat lemah atau bahkan kalah dari penyihir maupun makhluk apa pun. Lusi akan tetap menjadi Seraphim terkuat yang layak dipuja. Ia tak sudi bertekuk lutut pada makhluk yang lemah. Keangkuhan inilah yang menjadi ciri khas Lusi yang kelak justru akan menjerumuskannya.

Jack sudah tiba di tiang pancung dan orang-orang sudah berkumpul untuk menyaksikan eksekusi Jack. Sementara rasa penasaran Lusi masih belum terjawab di mana sayapnya disembunyikan dan dari mana Jack memiliki kekuatan yang bisa memotong sayapnya. Bagi Lusi, ini merupakan kekalahan besar, sebuah aib dan rasa malu yang luar biasa, ia bisa kalah dari Jack. Bahkan Aster saja, yang memiliki kekuatan pengendalian tingkat tinggi, masih kewalahan menghadapi Lusi. Jack sama sekali tidak terluka saat menghadapi Lusi dan berhasil memenggal sayapnya. Lusi turut menduga bahwa Jack membuat perjanjian dengan makhluk lain, tapi siapa?

“Keluarlah kau sang makhluk jahat! Sebut siapa namamu!”

“Atas nama pencipta Iangit, bumi dan neraka,

Tempatmu akan bersemayam selamanya!” kata Lusi.

“1, 2, 3, 4, 5,” sahut Jack.

“Siapa kau! 5 Makhluk jahat!

“Kau buat perjanjian dengan 5 makhluk”

“Sebutkan namamu!” bentak Lusi.

“Akulah yang bersemayam dalam diri Yajuj”

“Aku berdiam dalam Majuj”

“Aku hidup dalam jiwa Qunnun”

“Aku bagian dari Legion”

“Akulah sang MATA TIGA!”

Sembari berbisik sekilas, Lusi langsung menarik tali gantung pada Jack dan mencabut nyawanya. Jiwanya akan dia bawa ke neraka. Sedangkan raganya akan diawetkan sebagai simbol kejahatan yang harus diperangi. 

Kematian Jack menjadi penanda bahwa hukum yang lama tak lagi berlaku, baik hukum langit, alam maupun hukum Hammurabi. Sekarang semua makhluk bisa saling kontak dan membuat perjanjian lintas alam, lintas dimensi. Namun sebagian mereka masih mempertahankan dan memegang hukum-hukum lama.

Karena hukum sudah goyah, eksekusi Jack menjadi pertanda lahirnya hukum baru yakni hukum anugerah. Hukum anugerah bisa diklaim oleh seseorang yang menyelamatkan nyawa orang/makhluk lain. Sang penyelamat berhak mendapatkan anugerah dari Sang Pencipta atas satu nyawa yang ditolongnya. Anugerah bisa berbagai macam bentuknya, bisa dalam bentuk mu’jizat, kekuatan pengendalian, atau bahkan seorang anak suci yang dilahirkan. Mereka yang menjadi penyelamat bisa mengklaim hukum anugerah, bisa juga tidak. Yang jelas, ia tak bisa dipertukarkan, tak bisa diberikan pada siapa pun, hanya milik ia yang menyelamatkan nyawa.

Hukum anugerah seperti utang budi yang wajib dibayarkan pada sang penyelamat. Namun berapa pun yang dibayar tak akan setimpal dengan sebuah tindakan penyelamatan. Maka yang paling setara adalah anugerah dari Sang Pencipta. Ia yang diselamatkan juga akan terhalang untuk berseteru dengan penyelamatnya. Dengan hukum ini, apa pun yang terjadi sang penyelamat tak akan bisa bertarung dengan ia yang diselamatkannya sebagai imbalan dari balas budi.

Eksekusi Jack juga menjadi pertanda dimulainya era baru dunia Seraphim. Dengan jatuhnya Lusi dari langit, maka terjadi pemberontakan untuk menjadi siapa pemimpin yang akan menjaga hukum langit. Siapa yang akan menjadi pemimpin dari 2/3 Seraphim yang tak lagi menjadi pengikut Lusi. Sementara para pengikut Lusi harus rela turun ke bumi, mereka kemudian membentuk pasukan yang dinamakan dengan legion. Kini Lusi setidaknya memiiliki 11 ribuan pengikut dalam legionnya dengan kekuatan Seraphim tingkat tinggi yang dibawa dari langit ke bumi. Lusi masih kuat kokoh bersama dengan pasukannya. Lusi bersama legionnya punya misi membasmi penyihir, menangkap para alkemis dan menemukan sayapnya.

Tak hanya pemberontakan di langit, namun di kalangan kaum penyihir juga terjadi gejolak. Eksekusi Jack turut membawa kekosongan tentang siapa penyihir yang paling kuat dan berhak menjadi pemimpin. Maka dari itu, kini ribuan penyihir menyerbu Aster sebagai sosok yang dianggap terkuat setara dengan Jack. Ia yang bisa sebanding dengan Aster atau bahkan bisa menaklukkannya maka ia layak memimpin kaum penyihir dan jadi sosok yang terkuat di muka bumi.

Sayap Lusi menjadi target yang diincar, namun hanya Jack yang tahu di mana ia berada. Konon kabarnya, ia yang berhasil mendapatkan sayap Lusi akan mampu mengendalikan semua pasukan Seraphim dan jadi makluk terkuat di langit dan bumi. Namun tak hanya sayap Lusi yang diburu, semua sayap Seraphim kini jadi incaran untuk mendapatkan kekuatannya. Mitos tentang kekuatan Seraphim dengan sayapnya yang tak bisa patah telah gugur. Laiknya makhluk pada umumnya, Seraphim juga bisa terluka, sayapnya putus, bahkan bisa mati dibunuh.

Eksekusi Jack kini telah membuka jalan menuju era baru dunia Seraphim. Dunia yang penuh balas dendam, pembantaian dan pemberontakan. Namun ada satu orang yang tak ingin membiarkan ini semua terjadi. Dengan tatapan mata yang tajam ke arah tubuh Jack yang tergantung di depan jutaan makhluk bumi, si Mbah Putri memegang erat tangan Kaula. Seandainya bisa, ia ingin membawa jenazah Jack dan menguburkannya dengan segala penghormatan. Mbah Putri tampak tidak terima Jack dieksekusi dan dipermalukan seperti ini. Namun ia tak ingin hidup dengan kebencian, amarah dan balas dendam. Ia tak ingin membiarkan dunia dikuasai dengan berbagai pertumpahan darah. Maka ia menahan diri untuk tidak muncul.

Cahaya matahari mulai menerangi permukaan bumi dan kehidupan mulai bertumbuh. Musibah sementara sudah berakhir. Bencana kematian telah sirna. Kaula berjalan di samping Mbah Putri, meninggalkan tempat eksekusi. Karena lama tak terkena sinar matahari, mata jadi silau dan tak sengaja Kaula tersandung, jatuh tersungkur. Dengan tersenyum, Mbah Putri mengulurkan tangan kanannya membantunya bangkit. Tak sengaja Kaula membaca tulisan di tangan Mbah Putri.

“Apa itu Mezuzah?” tanya Kaula.***

Bersambung ke Chapter II…