Nyi Roro Kidul Bukan Sekadar Mitos, Ada Pengetahuan Lokal Antisipasi Bencana Alam

Brikolase.com – Pengetahuan lokal Jawa telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, khususnya dalam memahami fenomena alam.

Salah satu aspek yang menarik perhatian adalah hubungan antara Nyi Roro Kidul, penguasa laut selatan, dan aktivitas vulkanik di Jawa.

Mitos tentang Nyi Roro Kidul bukan sekadar cerita rakyat, tetapi diyakini mengandung wawasan yang mendalam mengenai lingkungan, yang sudah dikenal masyarakat Jawa jauh sebelum ilmu pengetahuan modern berkembang.

Bagus Muljadi, Asisten Profesor Teknik Kimia dan Lingkungan dari Universitas Nottingham, mengatakan ada penjelasan logis dalam mitos Nyi Roro Kidul.

Baca juga: Ppalli-ppalli: Suksesnya Industrialisasi Korea Selatan karena Budaya Buru-buru

Local wisdom (kearifan lokal) ini semacam logika mistika. Sebelum orang Amerika sekitar tahun 1960-an tahu tentang jalur tektonik yang menghubungkan antara laut selatan dengan gunung berapi, orang Yogyakarta sudah tahu bahwa ada hubungan antara Nyi Roro Kidul dengan penunggu Gunung Merapi,” ujar Muljadi, dikutip dari kanal YouTube Jalin.

Ini menunjukkan bahwa masyarakat Jawa, setidaknya sejak abad ke-8, telah memahami adanya kaitan antara gempa di laut selatan dan aktivitas vulkanik di pegunungan Jawa.

“(Orang Jawa) sudah tahu bagaimana caranya untuk mengantisipasi kegiatan tektonik kalau misalnya ada gempa di laut selatan karena local wisdom itu.

Jadi saya lihat oh ini mitos, ok poinnya bukan itu poinnya adalah tahu bagaimana caranya bergumul dengan antroposen (paham manusia memiliki andil sentral terhadap alam) jauh sebelum kapal ekspedisi dari Amerika itu datang.

Hampir 1000 tahun bedanya gitu loh dan sekarang kita anggap itu sebagai logika mistika tanpa menghargai gitu ya ada efikasi (kemanjuran),” ungkap Muljadi yang menekankan bahwa kearifan lokal ini memiliki nilai yang relevan di era modern.

Selain itu, Muljadi juga menyatakan bahwa Sultan Hamengkubuwono IX, seorang lulusan Universitas Leiden, memahami betul filosofi dan ilmu pengetahuan modern, yang tetap menghargai pengetahuan lokal.

“Ini bukan mistis-mistisan dalam hal udahlah enggak usah harus dipercaya. Nah itu baru satu sampel.

Hipotesa saya adalah bahwa ada banyak sekali kearifan adat yang punya relevansi di dunia sains ketika dunia sedang mencari-cari cara yang paling bagus secara saintifik untuk mengatasi masalah bersama seperti climate change (perubahan iklim),” ujar Muljadi.

Hal ini menunjukkan bahwa ada ruang untuk perpaduan antara pengetahuan lokal dengan sains dalam menghadapi tantangan global.

“Mungkin Indonesia punya jawaban yang mungkin dengan rencana aksi ini akan keluar beberapa hal yang kita belum pernah tahu sebelumnya,” kata Muljadi.

Dengan demikian, pengetahuan lokal Jawa, seperti mitos Nyi Roro Kidul, bisa dilihat sebagai bagian dari warisan intelektual yang berpotensi membantu dunia menghadapi tantangan global, bukan hanya sebagai cerita rakyat atau mitos semata.***