Bangkitnya Ekonomi Imut China, Produk Kreatif dengan Karakter Lucu dan Menggemaskan dengan Nilai Triliunan Yuan

Ilustrasi ekonomi imut atau cute economy (freepik/mamewmy)

Brikolase.com – Ekonomi imut (cute economy) bukan hanya tentang berbagi konten lucu di media sosial, melainkan juga sebuah industri kreatif bernilai miliaran dolar.

Fenomena ini muncul dari kemampuan kreator untuk mengubah konten imut menjadi produk yang bisa dimonetisasi, menciptakan ruang bisnis yang sangat menguntungkan.

Dikutip dari laman Vantage Digital, ekonomi imut merujuk pada pasar untuk produk, layanan, dan pengalaman yang dirancang untuk menjadi menggemaskan, menarik, atau memikat.

Di China, konsep ini lebih dari sekadar estetika; ia berakar kuat pada nilai budaya “meng” (萌), yang diterjemahkan sebagai “imut,” namun juga mengandung konotasi ketulusan, kemurnian, dan nostalgia.

Baca juga: Kapitalisme Squid Game, Netflix Raup Cuan 14 Triliun, Sang Kreator Hwang Dong-Hyuk Tak Dapat Royalti, Alami Stres Hingga Kesulitan Finansial

Ada beberapa produk populer dalam kebangkitan ekonomi imut China yakni:

1. Merchandise Karakter

Salah satu pilar utama ekonomi imut adalah merchandise berbasis karakter. Ini mencakup:

  • Kreasi Lokal: Karakter seperti Ali the Fox dan Molly the Bubble Tea Girl.
  • Impor Internasional: Karakter-karakter seperti Hello Kitty, Pokémon, dan Disney.
  • Maskot Merek: Misalnya, Tmall Cat milik Alibaba dan Joy Dog milik JD.com. Karakter-karakter ini muncul pada berbagai produk, mulai dari alat tulis, aksesoris, hingga barang elektronik.

2. Makanan dan Minuman Imut

Industri makanan dan minuman telah sepenuhnya mengadopsi estetika imut:

  • Dim sum dan kue berbentuk karakter
  • Camilan dan permen dengan kemasan menggemaskan
  • Kafe bubble tea dengan desain cangkir dan topping yang imut

3. Produk Digital

Dunia digital pun tak luput dari ekonomi imut:

  • Paket emoji dan stiker untuk aplikasi pesan
  • Filter dan efek menggemaskan untuk platform media sosial
  • Tema imut untuk smartphone dan komputer

4. Mode dan Aksesoris

Mode imut juga merajai pasar di China:

  • Subkultur fashion seperti “Mori girl” dan “Lolita”
  • Kolaborasi antara merek fashion dan karakter-karakter imut
  • Aksesoris dengan desain imut, mulai dari casing ponsel hingga tas

Dikutip dari laman halifax.citynews.ca, menurut peneliti media James Meese, ekonomi imut adalah penciptaan dan peredaran konten yang dibuat oleh pengguna yang menampilkan entitas (hewan, bayi, tanaman, objek, dll.) yang dianggap lucu.

Berbagi foto hewan lucu bukanlah hal baru, bahkan lebih dari 100 tahun yang lalu, fotografer Harry Whittier Frees sudah membuat kartu pos bergambar hewan antropomorfik. Namun, dengan berkembangnya media sosial, fenomena ini semakin meluas.

Saat ini, konten hewan lucu menjadi salah satu kategori yang paling banyak dibagikan. Beberapa jenis konten hewan yang dianggap imut meliputi hewan yang terlihat konyol, kecil, atau muda, interaksi antara spesies yang berbeda, hingga perilaku hewan yang dianggap menyerupai perilaku manusia.

Pencipta konten ini, seperti akun-akun Instagram yang mengelola hewan peliharaan, tidak hanya menciptakan hiburan, tetapi juga membuka peluang bisnis.

Bukan Sekadar Hiburan

Seiring dengan berkembangnya ekonomi imut, banyak orang yang mengelola akun media sosial untuk hewan peliharaan mereka, layaknya influencer ibu muda yang memposting tentang bayi mereka.

Kreator akun hewan sering kali memberikan pakaian, aksesori, atau properti untuk memberikan kesan manusiawi pada hewan peliharaan mereka, dan kadang-kadang menggunakan bahasa manusia yang dipersonalisasi, seperti “meowlogisms” (bahasa kucing) atau lolspeak (bahasa meme internet).

Namun, meskipun antropomorfisme dapat dianggap imut, banyak kreator yang sadar bahwa jika terlalu dipaksakan, hal tersebut malah menjadi tidak imut.

Oleh karena itu, menemukan keseimbangan antara imut dan tidak berlebihan menjadi kunci kesuksesan dalam menciptakan konten yang dapat diterima oleh audiens.

Konten imut tidak hanya untuk hiburan semata, tetapi juga memiliki dampak emosional yang kuat. Beberapa manfaat utama dari berbagi dan mengonsumsi konten imut antara lain:

1. Mempererat Hubungan Sosial

Konten imut sering kali dibagikan sebagai bentuk perhatian kepada orang lain. Mengirimkan video hewan lucu bisa menjadi cara untuk menunjukkan kasih sayang kepada teman atau keluarga. Misalnya, seseorang yang mengirimkan konten kuda kepada anak tirinya yang sangat menyukai kuda.

2. Menjadi Aspirasi

Mengonsumsi konten imut juga bisa menjadi aspirasi, misalnya seseorang yang berencana mengadopsi anjing dan mengikuti akun-akun yang menggambarkan gaya hidup tersebut.

3. Koneksi Antar Spesies

Konten imut memungkinkan konsumen untuk merasa terhubung dengan hewan, tanpa perlu merawatnya secara langsung. Ini memberikan pengalaman menyenangkan tanpa tanggung jawab.

4. Meningkatkan Kesadaran Sosial

Beberapa kreator menggunakan akun hewan peliharaan mereka untuk menyebarkan pesan tentang perubahan sosial atau meningkatkan kesadaran akan suatu isu. Misalnya, seorang pengelola akun bebek yang mengajarkan pengikutnya untuk menghindari spesiesisme dan mendukung kehidupan bebas kekejaman terhadap hewan.

Nilai Ekonomi Imut

Barang koleksi yang lucu dan imut adalah industri bernilai triliunan yuan di Tiongkok dan dampaknya terhadap perdagangan diperkirakan akan terus meningkat.

Ekonomi imut telah berkembang menjadi industri yang sangat menguntungkan. Sebagai contoh, beberapa akun hewan peliharaan yang sangat populer memiliki pengikut lebih banyak daripada politisi atau selebriti.

Misalnya, akun Jiff Pom dengan 9,9 juta pengikut, Nala dengan 4,3 juta pengikut, dan Doug the Pug dengan 3,9 juta pengikut. Akun-akun ini tidak hanya menjadi viral, tetapi juga menghasilkan pendapatan besar dari sponsor, merchandise, dan kolaborasi merek.

Di luar media sosial, ekonomi imut juga merambah ke pasar barang-barang fisik, seperti mainan plush yang terinspirasi dari makanan atau budaya lokal.

Di China, mainan plush berbentuk bahan makanan seperti hot pot, roti daging, atau bahkan artefak bersejarah seperti pedang dari Zaman Musim Semi dan Gugur, menjadi produk budaya yang populer.

Pemasaran produk-produk ini tidak hanya menjual barang, tetapi juga menciptakan pengalaman yang menyentuh emosi konsumen.

Salah satu contoh fenomena ini adalah “goods economy” yang sedang berkembang di China, yang berkaitan dengan produk-produk sampingan dari dunia anime, komik, game, dan novel (ACGN).

Seorang konsumen muda di Wuhan, bernama Zuoyi, menghabiskan sebagian besar pengeluarannya untuk barang-barang bertema karakter kartun imut, seperti figurine LuLu the Piggy dan karakter dari Sanrio, meskipun biaya tersebut bisa mencapai ratusan yuan per bulan, setara dengan sepertiga dari anggaran makanannya.

Menurut laporan yang dirilis oleh firma riset iiMedia, pasar ACGN di China diperkirakan mencapai 503 juta peserta pada tahun 2024.

Hal ini menandakan betapa besarnya daya beli generasi muda terhadap produk-produk bertema imut yang berhubungan dengan karakter favorit mereka.

Pasar ini, yang mencakup barang-barang mulai dari lencana, poster, kartu perdagangan hingga figurine dan mainan plush, menunjukkan bahwa konsumsi produk-produk imut ini tidak hanya didorong oleh hiburan semata, tetapi juga oleh keterikatan emosional yang kuat terhadap karakter-karakter tersebut.

Ekonomi imut adalah fenomena media yang telah berkembang menjadi industri besar, berkat kemampuannya untuk menghubungkan konsumen dengan konten yang menyenangkan dan emosional.

Dengan nilai ekonomi yang terus berkembang, ekonomi imut bukan hanya sekadar tren digital, melainkan sebuah kekuatan pasar yang memengaruhi bagaimana orang berinteraksi dengan merek, produk, dan budaya. Dengan terus tumbuhnya popularitas konten lucu dan kreatif ini, ekonomi imut akan terus menjadi bagian integral dari kehidupan digital kita.***