Gugah Sisi Kemanusiaan, Seniman Igor Dobrowolski Tampil Berlutut ala Tahanan Palestina

Brikolase.com – Seniman pertunjukan dan pelukis asal Polandia, Igor Dobrowolski, tampil berlutut dalam balutan pakaian ungu dengan karung kuning menutupi kepalanya pada bulan Maret 2024 silam.

Dobrowolski berupaya meningkatkan kesadaran tentang penyiksaan dan penghinaan yang dialami oleh warga Palestina yang ditangkap dan disiksa oleh tentara Israel.

Ia menampilkan pertunjukan yang bertujuan untuk menyoroti penderitaan rakyat Palestina.

“Ketika Anda menonton film tentang Holocaust di TV, semuanya digambarkan sangat serius, para pelaku terlihat tanpa emosi.

Namun genosida (oleh Israel) yang terjadi hari ini tampak lucu bagi para pelakunya. Saya memutuskan untuk berlutut di tengah semua itu,” ujarnya dikutip dari laman Al Jazeera.

Baca juga: Siapa Seniman Maurizio Cattelan? Karyanya Pisang ‘Comedian’ Tembus Harga 98 Miliar

Dalam sebuah video performanya yang diunggah ke Instagram, Dobrowolski terlihat berlutut di lantai beton dengan tangan yang terikat menggunakan zip-tie di belakang punggung.

Di sampingnya, seseorang yang berperan sebagai tentara Israel mengenakan seragam hijau khaki, memegang tongkat dengan emoji tertawa yang menunjukkan sebuah sindiran terhadap bukti bahwa banyak dari aksi kekerasan ini disiarkan langsung di media sosial.

Dalam video tersebut, Dobrowolski terlihat mengompol karena ketakutan, meniru apa yang dialami tahanan Palestina dalam rekaman yang sebelumnya diunggah oleh tentara Israel. Dalam rekaman tersebut, salah seorang tentara terdengar mengejek, “Oh tidak, apa yang terjadi? Dia mengompol.”

Dalam pertunjukan lainnya di galeri Cliche dan Wall Space di Warsawa, ibu kota Polandia, Dobrowolski berlutut selama tujuh jam dikelilingi oleh manekin bayi yang dibalut dengan kain putih.

Pertunjukannya ini melambangkan kekerasan yang tak henti-hentinya terhadap anak-anak, sebagaimana yang disebut oleh salah satu badan PBB sebagai perang terhadap anak-anak, mengingat puluhan ribu anak telah tewas hanya dalam kurun waktu sedikit lebih dari setahun.

Namun, karya Dobrowolski tidak lepas dari kontroversi. Dia sering mendapat kritik, selain juga pujian, karena pandangan kerasnya terhadap konflik ini.

Dalam karya-karyanya sebelumnya, ia menyebut serangan di Gaza sebagai “realitas psikopatik” dan secara langsung membandingkan kekejaman yang dilakukan tentara Israel dengan kejahatan perang yang dilakukan oleh Nazi.

Dobrowolski tetap teguh dalam menggunakan seni sebagai alat untuk menyuarakan kebenaran yang sulit diterima. Ini mengingatkan bahwa seni memiliki peran penting dalam menggugah kesadaran dan memantik diskusi tentang isu-isu kemanusiaan yang mendesak.***