Tren Pencurian Kamikaze di Inggris, Mengambil Barang Terang-terangan, Toko Ritel Jadi Target

Brikolase.com – Pencurian di toko-toko Inggris meningkat hampir 25% tahun 2024 dengan pola baru yang dikenal sebagai pencurian “kamikaze”.

Menurut data dari Office for National Statistics (ONS), terdapat 492.914 kasus pencurian di toko dalam setahun hingga September 2024, setara dengan lebih dari 1.300 kasus per hari. Ini angka tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 2003.

Peningkatan ini juga tercermin dalam survei serikat pekerja Usdaw terhadap 4.000 pegawai toko, yang menemukan bahwa 17% dari mereka mengalami serangan kekerasan pada 2024, naik drastis dari 8% pada 2022.

Sebanyak 70% responden menyatakan bahwa kekerasan, ancaman, dan pelecehan yang mereka alami terkait dengan pencurian atau perampokan bersenjata.

Menurut laporan British Retail Consortium (BRC), jumlah kasus pencurian meningkat 3,7 juta menjadi total 20,4 juta kasus pada 2024. Kerugian bagi industri ritel mencapai rekor £2,2 miliar (sekitar Rp43 triliun).

Baca juga: 4 Jurus Javier Milei Atasi Krisis Ekonomi Argentina, Pecat 24 Ribu Pegawai Pemerintah

Salah satu tren yang mengkhawatirkan adalah pencurian kamikaze, di mana pelaku dengan sengaja mengosongkan rak di hadapan pelanggan dan pegawai toko tanpa upaya menyembunyikan identitas mereka. Helen Dickinson, CEO BRC, mengatakan bahwa kejahatan ritel kini sudah sangat kelewatan.

“Para pekerja ritel diludahi, dilecehkan secara rasial, dan bahkan diancam dengan parang. Setiap hari, para pelaku semakin berani dan agresif,” ujar Dickinson, dikutip dari laman mirror.co.uk.

Beberapa pemilik toko mulai mengambil tindakan sendiri untuk menghadapi maraknya pencurian. Martin Gaunt, pemilik toko suvenir Happy Piranha di Truro, Cornwall, menggunakan haknya berdasarkan Undang-Undang Polisi dan Barang Bukti 1984 untuk menangkap pencuri hingga polisi datang. Dengan lebih dari 50 penangkapan yang dilakukannya dalam dua tahun terakhir, ia mengklaim pencurian di tokonya turun hingga 80%.

ALSO READ  Anna O, Kontroversi Kasus Pasien Histeria yang Ditangani Freud dan Breuer

Namun, Gaunt mengungkapkan bahwa pencuri hanya berpindah ke toko lain. “Keamanan di toko besar mulai dikurangi karena dianggap lebih murah operasional. Polisi pun tidak bisa berbuat banyak. Akibatnya, para pelaku semakin berani,” katanya.

Sebuah video CCTV yang tersebar di media sosial bahkan memperlihatkan pencuri dengan santainya mengambil barang-barang dari rak tanpa ragu, sementara pegawai toko hanya bisa melihat tak berdaya. Di beberapa kasus, pencuri bahkan terlihat menikmati aksinya, seperti yang terjadi di Tesco West Drayton, di mana tiga orang tertawa sambil membawa botol minuman keras tanpa membayar.

Kasus ekstrem juga terjadi di Mainsgill Farm, North Yorkshire, di mana seorang pegawai toko terseret sejauh 200 meter di atas kap mobil pencuri saat mencoba menghentikannya.

Dikutip dari laman dailymail.co.uk, BRC mencatat bahwa lebih dari 61% pengelola toko ritel menilai respons polisi terhadap kejahatan ritel buruk bahkan sangat buruk. Hal ini mendorong seruan agar serangan terhadap pegawai toko dijadikan pelanggaran pidana khusus di Inggris dan Wales, seperti yang telah diterapkan di Skotlandia.

Partai Buruh berjanji akan memasukkan aturan ini dalam RUU Kejahatan dan Kepolisian. Pemerintah juga berencana menghapus ambang batas kerugian £200 yang selama ini membuat banyak kasus pencurian dianggap kurang prioritas oleh polisi.

Kondisi ini menandai krisis baru dalam dunia ritel Inggris, di mana pencurian kini tidak hanya berdampak pada bisnis, tetapi juga pada keselamatan para pekerja dan masyarakat luas.***